Industrialisasi Pertanian

Besarnya potensi lahan yang belum tergarap di Indonesia mencapai 6,7 juta hektare (lampost.co) membuat negara ini sangat dimungkinkan kedepannya akan menjadi salah satu penopang ketersediaan bahan pakan bagi masyarakat dunia. Laporan FAO menyebutkan bahwa diperkirakan sekitar 36 negara mengalami peningkatan harga pangan yang cukup tajam yang berkisar dari 75% sampai 200%.

Namun perlu diperhatikan sebelum Indonesia memenuhi perut masyarakat dunia, Ia harus mampu memenuhi terlebih dahulu kebutuhan perut penduduknya sendiri. Bahkan Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Dwi Andreas Santosa menyatakan Indonesia bisa terancam krisi pangan pada tahun 2017 jika tidak segera mengambil langkah jitu menghadapi persoalan pangan diatas.

Berdasarkan pemaparan diatas diperoleh beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh pihak yang terkait dalam mengeluarkan kebijakan di bidang pertanian. Produksi beras Indonesia Indonesia yang mencapai 69,27 juta ton pada tahun 2013, sehingga terjadi surplus 5,4 juta ton dari kebutuhan nasional (bps.go.id).  Hal yang cukup menggembirakan bagi kita semua melihat data diatas, namun yang harus menjadi pertanyaan adalah apakah sudah merata distribusi pangan ke seluruh masyarakat Indonesia.

Ada sedikit cerita saat penulis memperhatikan ketika sedang melakukan perjalanan di daerah pertanian di Jawa Barat, disana terhampar luas permadani hijau tanaman padi. Berdasar hal diatas, penulis mencoba untuk menarik kesimpulan dimana terapat dua opsi yang bisa dilakukan untuk memenuhi target produksi. Opsi pertama adalah dengan menggunakan rekayasa teknologi pertanian terbaru dengan penggunaan pupuk buatan yang dapat meningkatkan produksi secara cepat. Sedangkan yang harus diperhatikan adalah dampak jangka panjang akibat penggunaan berbagai pupuk kimiawi yang akan menimbulkan kejenuhan tanah.

Namun terdapat opsi lain dimana dengan memperhatikan local wisdom dimana para petani memiliki kearifan untuk memilih tanaman yang akan ditanam dengan melihat kondisi alam sekitar. Opsi kedua ini tidak selamanya mengejar target produksi namun lebih kepada kualitas produk pertanian yang dihasilkan. Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis kualitas nasi zaman dulu mampu bertahan lebih dari satu hari tidak akan basi.

Dari pemaparan diatas sudah selayaknya nusantara lebih memilih menggunakan kearifan lokal yang dimiliki sejak zaman dahulu agar negeri ini memiliki ciri khas yang berbeda dengan negara lain.  

Leave a comment