Ledakan Demografi Indonesia, Peluang dan Tantangannya

Keberadaan penduduk merupakan entitas wajib bagi keberlangsungan suatu negara. Bisa di bayangkan bila suatu negara kekurangan penduduk, tentu lama-kelamaan eksistensi negara tersebut menjadi pertanyaan tersendiri. Hal ini berlaku juga bila suatu negara kelebihan penduduk, atau dapat dikatakan terjadi ledakan penduduk. Bisa dilihat dari dua perspektif yaitu perspektif peluang dan tantangan yang akan dihadapi.
Di Indonesia sendiri, data sensus pada tahun 2010 jumlah penduduk di Indonesia mencapai 237 juta jiwa. Bukan semata akumulasi jumlah penduduk, namun lebih pada laju pertumbuhan penduduk di Indonesia mencapai 1,4 % pertahun. Sebuah angka yang tinggi untuk ukuran negara berkembang.  Adanya ledakan penduduk di Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Bonus demografi ini akan berlangsung sejak tahun 2010-2040.
Bonus demografi yang ada bisa membantu mempercepat proses pembangunan di Indonesia. Namun demikian proses pembangunan ini dapat berjalan dengan lancar jika ditunjang dengan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Dalam artian SDM yang dimiliki harus memiliki skill, tingkat pendidikan, profesionalitas dan kreativitas.
Penulis mencoba mengamati bagaimana beberapa industri kreatif yang ada mampu bersaing di pasar global. Namun demikian masih terdapat industri kreatif lain yang belum mampu untuk bersaing di pasar yang lebih luas. Adapun dari sisi industri, bonus demografi mampu mempercepat akselerasi Indonesia dari negara berkembang menjadi negara Industri.
Adapun menurut seorang demograf, Profesor Sri Murtiningsih Adiutomo, saat  periode bonus demografi terjadi, Indonesia berada pada “Window of Opportunity” yang nantinya tak akan terulang kembali di masa depan. Tantangan yang dihadapi Indonesia sendiri bagaimana menyiapkan langkah strategis guna menghadapi bonus demografi ini.
Tanpa adanya perencanaan yang matang bonus demografi ini akan menimbulkan masalah sosial yang lebih rumit lagi. Sebagai contoh, jika lapangan kerja tidak disiapkan apa yang akan terjadi jika kelompok muda tak memiliki pekerjaan. Pengangguran akan menuai konflik horizontal dan vertikal. Berbagai tragedi kemanusian tentunya suatu saat bisa terjadi.

Diperlukan peran dari berbagai pihak untuk saling menyadari bahwa bonus demografi ini merupakan suatu kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk dapat melesat jauh menjadi negara industri yang disegani dunia internasional.

Industrialisasi Pertanian

Besarnya potensi lahan yang belum tergarap di Indonesia mencapai 6,7 juta hektare (lampost.co) membuat negara ini sangat dimungkinkan kedepannya akan menjadi salah satu penopang ketersediaan bahan pakan bagi masyarakat dunia. Laporan FAO menyebutkan bahwa diperkirakan sekitar 36 negara mengalami peningkatan harga pangan yang cukup tajam yang berkisar dari 75% sampai 200%.

Namun perlu diperhatikan sebelum Indonesia memenuhi perut masyarakat dunia, Ia harus mampu memenuhi terlebih dahulu kebutuhan perut penduduknya sendiri. Bahkan Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Dwi Andreas Santosa menyatakan Indonesia bisa terancam krisi pangan pada tahun 2017 jika tidak segera mengambil langkah jitu menghadapi persoalan pangan diatas.

Berdasarkan pemaparan diatas diperoleh beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh pihak yang terkait dalam mengeluarkan kebijakan di bidang pertanian. Produksi beras Indonesia Indonesia yang mencapai 69,27 juta ton pada tahun 2013, sehingga terjadi surplus 5,4 juta ton dari kebutuhan nasional (bps.go.id).  Hal yang cukup menggembirakan bagi kita semua melihat data diatas, namun yang harus menjadi pertanyaan adalah apakah sudah merata distribusi pangan ke seluruh masyarakat Indonesia.

Ada sedikit cerita saat penulis memperhatikan ketika sedang melakukan perjalanan di daerah pertanian di Jawa Barat, disana terhampar luas permadani hijau tanaman padi. Berdasar hal diatas, penulis mencoba untuk menarik kesimpulan dimana terapat dua opsi yang bisa dilakukan untuk memenuhi target produksi. Opsi pertama adalah dengan menggunakan rekayasa teknologi pertanian terbaru dengan penggunaan pupuk buatan yang dapat meningkatkan produksi secara cepat. Sedangkan yang harus diperhatikan adalah dampak jangka panjang akibat penggunaan berbagai pupuk kimiawi yang akan menimbulkan kejenuhan tanah.

Namun terdapat opsi lain dimana dengan memperhatikan local wisdom dimana para petani memiliki kearifan untuk memilih tanaman yang akan ditanam dengan melihat kondisi alam sekitar. Opsi kedua ini tidak selamanya mengejar target produksi namun lebih kepada kualitas produk pertanian yang dihasilkan. Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis kualitas nasi zaman dulu mampu bertahan lebih dari satu hari tidak akan basi.

Dari pemaparan diatas sudah selayaknya nusantara lebih memilih menggunakan kearifan lokal yang dimiliki sejak zaman dahulu agar negeri ini memiliki ciri khas yang berbeda dengan negara lain.  

Kumpulan Materi Kuliah Teknik Industri

Berikut Ini Kumpulan Materi Teknik Industri
Silahkan Download 🙂

Untuk versi link terbaru silahkan kunjungi disini.

AlPro

Analisis Pasar

Analisis Dan Estimasi Biaya

DPTI

DPTI Part IV

DPTP

Elektronika Industri

Ekonomi Teknik

Fisiologi Dan Pengukuran Kerja

Gambar Teknik

Intelligent Manufacture System

Kuis Fisika I

Kuliah Fisika 1

Kuliah Fisika 2

Kuliah Fisika 3

Kalkulus Peubah Banyak

Metodologi Hacking

Model Stokastik

Mekanika Teknik

Matriks Ruang & Vektor

Material Teknik

Manajemen Resiko

Manajemen Sumber Daya Manusia

Optimasi

Perencanaan & Pengendalian Produksi

Perancangan Tata Letak Fasilitas

Perancangan Organisasi Manajemen Bisnis

Pengendalian Kualitas & Penjaminan Mutu

Pengantar Teknik Industri

Pengantar Ilmu Ekonomi

Psikologi Industri

Pemodelan Sistem

Sistem Manusia Mesin

Sistem Produksi

Rekayasa Kualitas

Sistem Informasi Manajemen

Sistem Cerdas

TTKI (Tata Tulis & Komunikasi Ilmiah)